Sejarah Unik Mobil Hybrid

19-10-2021,07:21

Toyota meluncurkan Prius pada 1997 silam. Menancapkan nama mereka sebagai pionir kendaraan hybrid, sekaligus pabrikan pertama yang menuai sukses dari dua sumber tenaga. Dalam hal ini, dari mesin bakar bensin dan motor listrik.

Namun, Toyota bukanlah pencetus ataupun pencipta pertama kendaraan hybrid. Adalah Ferdinand Porsche, pendiri Porsche yang sekarang sukses dengan Taycan, yang pertama kali membuatnya pada 1899, 122 tahun lalu.

Dinamai System Lohner-Porsche Mixte, mobil ini memakai mesin bensin untuk memasok listrik ke motor yang menggerakkan roda depan. Jadi, mobil ini juga bisa dibilang pemakai penggerak roda depan pertama!

Sempat menikmati sukses sejenak dengan produksi 300 unit, namun dilibas Hendry Ford yang pada 1904, menciptakan proses produksi mobil yang sangat efisien. Ini membuat harga mobil hybrid terlalu mahal. Penjualannya pun jatuh signifikan.

Lohner-Porsche Mixte diproduksi hingga 1910-an, namun harga yang relatif mahal dan performanya yang tak sebanding dengan mobil bensin saat itu, akhirnya mengubur teknologi hybrid.

Lebih dari 50 tahun kemudian, pada 1970an, dunia dilanda krisis minyak. Booming kendaraan bensin selama puluhan tahun pun terdisrupsi. Maklum, zaman itu mobil-mobil menggunakan mesin berkapasitas besar yang didesain untuk memperkaya para raksasa minyak dunia. Kan cilaka kalau pasokan bahan bakarnya tiris.

Exxon (kini ExxonMobil), salah satu pemasok minyak terbesar di dunia saat itu, pun khawatir. Kelangkaan minyak mengancam hidup mereka.

Para ilmuwan pun merespons dengan riset, mencari aplikasi energi alternatif bahan bakar minyak untuk mobil. Mereka membuka-buka catatan lama mencari solusi alternatif. Salah satunya adalah kendaraan hybrid.

Exxon serius, sampai mereka mengkonversi dua unit mobil sebagai prototipe hybrid. Sebuah Toyota Cressida (1977) dan sebuah Chrysler Cordoba (1978).

            Untuk project ‘energi alternatif’ ini, Exxon mengumpulkan beberapa ilmuwan dan engineer, untuk mengembangkan sistem penggerak listrik. Dari controller hingga motor penggerak, dan baterai. Awalnya mereka ingin membuat BEV murni, namun teknologi baterai saat itu belum seperti sekarang.

            Exxon pun mencoba ‘menjual’ teknologi hasil riset mereka ke GM, Chrysler, Ford, hingga Peugeot. Namun hanya Toyota yang menunjukkan minat. Hasilnya adalah Toyota Cressida hybrid itu..

            Namun, setelah Exxon menempatkan tim otomotif mereka ke perushaan baru, yakni Reliance Electric. Masuk era 1980an, terjadi pergantian manajemen, mereka meninggalkan semua proyek yang tak terkait dengan minyak. Pada 1986, Reliance pun dijual ke investor lain.

Hingga kini, ExxonMobil tetap skeptis terhadap mobil listrik. Pada 2016, mereka memperkirakan bahwa pada 2040, kendaraan hybrid akan menguasai 40% penjualan kendaraan baru.

Sepertinya mereka akan keliru..

 

Sumber : greencarreports, carsdirect

Share :