Baterai solid-state digembar-gemborkan sebagai solusi potensial untuk masalah baterai EV, seperti kecepatan pengisian daya, kapasitas, bobot dan dimensi, serta risiko terbakar. Baterai lithium biasa yang ada saat ini, menggunakan elektrolit cair atau gel. Sedangkan solid-state menggunakan bahan solid untuk elektrolitnya. Ini yang membuat performanya berlipat ganda.
Coba kita bandingkan. Untuk kepadatan energi, baterai solid-state bisa mencatat 300–900 Wh/kg, bandingkan dengan baterai lithium saat ini yang hanya mentok di 275 Wh/kg. Dari dimensi, Solid-state juga menembus diatas 1.000 Wh/L (liter), bandingkan dengan baterai lithium konvensional yang antara 250-670 Wh/L.
Sebagai gambaran, bila EV yang ada saat ini mengganti baterai lithiumnya dengan solid-state, bobotnya bisa terpangkas jauh, 15% atau lebih, tergantung desain. Atau bobot tetap sama, tapi jarak tempuh berlipat ganda. Ditambah umur pakai 10.000 hingga 100.000 cycle, maka EV dengan solid-state akan menjadi kendaraan pamungkas.
Dengan segala kelebihannya itu, tak heran bila produsen mobil sedunia mengincar teknologi tersebut untuk EV mereka. Jepang, Amerika, Eropa dan tentu saja perusahaan Cina berlomba menyelesaikan proyek baterai solid-state.
Adalah Nissan yang sudah mengindikasikan akan memperkenalkan GT-R elektrik dengan baterai solid-state. Kabarnya, Nissan akan meluncurkan mobil ini pada tahun 2028. Prototype yang dinamai Hyper Force EV sudah diperlihatkan ke publik pada Oktober 2023 lalu.
Selain Nissan, Toyota juga menyatakan akan segera memproduksi baterai solid-state generasi terbaru. Kabarnya, Toyota untuk memproduksi baterai solid-state secara massal pada 2027 atau 2028.
Kembali ke GT-R elektrik. Nissan mengklaim bahwa mobil sport listrik ini bertenaga lebih dari 1.000 kW (+1.300 tenaga kuda). Sebagai perbandingan, versi Cybertruck Tesla yang paling bertenaga, Cyberbeast, menghasilkan tenaga hingga 845 hp (621 kW). Wah, besar juga ya?
Namun begitu, jangan lupakan Rimac terbaru yang juga sudah bermain di angka 1.200-1.300 hp, tanpa baterai solid-state…hmm..
Sebagai flagship Nissan, tentu mereka juga dibantu tim balap NISMO, semisal untuk aerodinamika. Lihat saja elemen tambahan seperti bibir depan (lip spoiler) dua tingkat dan diffuser belakangnya. Konsep Hyper Force Nissan juga menyertakan teknologi e-4ORCE AWD, yang memberikan kontrol dan pengendalian tambahan di sirkuit dan jalan berliku.
Wakil presiden global Nissan untuk perencanaan produk, Ivan Espinosa, mengatakan kepada Autocar, bahwa baterai solid-state masuk akal untuk mobil sport listrik “karena Anda dapat mengemas energi sebanyak mungkin dalam dimensi lebih kecil.”
Espinosa juga mengatakan, “Awalnya, biayanya mungkin tinggi.” Namun ia memperkirakan biaya akan turun seiring kemajuan teknologi, dan menambahkan, “Karena memiliki kepadatan lebih besar, Anda membutuhkan lebih sedikit bahan per baterai untuk menghasilkan daya yang sama, sehingga biaya keseluruhannya harus kompetitif.”
Espinosa mengisyaratkan bahwa GT-R listrik akan menjadi mobil listrik yang sempurna untuk memulai debut baterai solid-state yang baru. Meskipun Nissan belum secara resmi mengumumkan mobil sport listrik tersebut, konsepnya menunjukkan logo “GT-R” yang diburamkan.
Oiya..Nissan sudah berencana menggunakan baterai solid-state untuk berbagai macam kendaraan, termasuk truk pickup. Wow..
Sumber : Nissan
Share :